Tipografi
merupakan salah satu aspek dalam desain komunikasi visual. Dalam dunia desain
grafis, tipografi adalah sebuah disiplin ilmu khusus yang mempelajari mengenai
seluk-beluk huruf. Jenis huruf bisa menciptakan kesan-kesan tertentu.
Pengertian
lain dari tipografi adalah ilmu yang berhubungan dengan aksara cetak serta seni
dalam merancang maupun menata aksara kaitannya dalam menyusun publikasi visual,
baik cetak maupun non cetak.
Tipografi
juga diartikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan profesi penata aksara di
percetakan maupun seniman-seniman yang bekerja di perusahaan pembuat aksara.
Dari
berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah bidang
ilmu yang mempelajari tentang penataan huruf yang dirancang oleh penata aksara
yang digunakan untuk menyusun publikasi visual cetak maupun non cetak sehingga
didapatkan penggunaan huruf yang tepat dan mampu menyampaikan pesan kepada
pembacanya.
Pentingnya
Huruf
Sebagaimana
yang kita ketahui, bahwa huruf memiliki arti penting dalam kehidupan manusia.
Kata merupakan gabungan dari berbagai huruf. Kalimat merupakan kumpulan kata
yang terdiri dari banyak huruf. Paragraf pun merupakan susunan dari banyak
huruf. Huruf merupakan salah satu cara manusia untuk berkomunikasi dengan orang
lain secara visual.
Tipe
Huruf
Jika
kita mengamati program microsoft word saja, maka kita akan dihadapkan
dengan berbagai macam tipe huruf yang berbeda-beda. Ada Times New
Roman, Arial, Verdana, San Serif, dan lain sebagainya. Masing-masing huruf
dari tipe huruf tersebut memiliki ciri khas. Misalnya pada huruf ‘A/a’ saja,
ada yang hurufnya lebih tebal atau gemuk dari yang lain, bisa jadi kaki-kaki
hurufnya ada yang memiliki tangkai, atau lebih pendek atau lebih panjang, dan
sebagainya. Perbedaan jenis huruf semacam ini disebut typeface/ font.
Sejarah
Tipografi
Pada
awalnya manusia menggunakan gambar sebagai media untuk berkomunikasi. Hal itu
terjadi sekitar tahun 3500-4000 tahun sebelum masehi di mana mereka mebuat
lukisan di dinding gua (http://id.wikipedia.com). Sejarah perkembangan tipografi
dimulai dari penggunaan pictograph.
Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking
Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir
berkembang jenis huruf Hieratia, yang
terkenal dengan nama Hieroglif pada
sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai
ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya
berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar
keseluruh Eropa.
Puncak
perkembangan tipografi terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma
saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi
tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang
merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga
terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat
ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga
mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi
menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf
yang ratusan jumlahnya.
Huruf
Sebagai Figur Identitas
Huruf
merupakan simbol yang banyak digunakan dalam kegiatan desain grafis karena
dianggap sebagai medium yang paling efektif dalam menyampaikan informasi
dan identitas dari sesuatu “entitas”. Syarat utama agar huruf dapat
berfungsi sebagai symbol (pemberi tanda) adalah memiliki bentuk khas,
sehingga mudah untuk dikenali (karena mengandung nilai perbedaan dengan yang
lain) dan dapat secara tepat diasosiasikan dengan jati dirinya (http://hyuga-akira.com)
Dasar-Dasar
Tipografi dalam Desain Web
Dalam
desain, tipografi memegang peranan yang sangat penting. Bahkan 95% dari web
desain terdiri dari huruf. Oleh karena itu, pengetahuan tentang tipografi pun
menjadi sangat penting untuk dipelajari oleh seorang pengembang desain web.
Salah
satu pengetahuan di bidang tipografi adalah anatomi huruf. Setiap jenis font
memiliki anatominya masing-masing. Tentu saja hal ini akan memberi dampak
psikologis dan komunikasi yang berbeda bagi masing-masing pembaca.
Jenis
huruf yang sering digunakan dalam desain web sebagaimana yang penulis dapatkan
dari situs http://ahlidesain.com
antara lain:
Serif Font
Keluarga
Serif font adalah salah satu jenis font tertua, font ini sudah ada sejak tahun
1200. Salah satu jenis keluarga Serif font yang sering kita kenal adalah Times
New Roman, Georgia, Book Antiqua, Palatino dan Garamond. Serif Font juga
sering disebut sebagai huruf ‘bersepatu’ karena memiliki pemanjangan pada
bagian serif-nya. Font-font ini mencerminkan kualitas dan ketegasan. Selain
itu, serif font juga dipercaya lebih mudah dibaca, diingat, dan mudah diserap
oleh otak. Media yang sering mengguankan jenis font ini adalah surat kabar dan
majalah. Contoh:
Font
Serif lebih cocok untuk digunakan dalam media offline beresolusi tinggi (300
dpi) seperti buku dan surat kabar. Jika resolusi monitor 72 dpi, maka font ini
tidak cocok digunakan. Hal tersebut karena font ini dapat tampil secara
detail dan lebih mudah dibaca. Font ini tidak cocok untuk teks online kecuali
bila diset lebih besar dari biasanya.
Slab-Serif Font
Slab-serif
font adalah subclass dari font serif. Font ini seperti Serif font tetapi
memiliki garis lurus yang tegas (tidak melengkung). Slab-serif font menyajikan
sebuah keharmonisan antara keterbacaan font serif dan tampilannya di monitor.
Meskipun demikian, font ini sebenarnya juga kurang cocok digunakan dalam ukuran
kecil karena akan kehilangan detilnya dan menjadi sulit dibaca. Salah satu tipe
Slab-Serif Font yang cukup populer ialah Rockwell.
Contoh:
Sans-Serif Font
Sans-serif
font ialah font yang tidak memiliki serif sama sekali (“sans” berasal dari
bahasa Perancis yang berarti “tanpa”). Keluarga Sans-serif font adalah font
yang paling tepat untuk digunakan dalam web desain karena font ini tetap
nyaman dibaca di layar monitor. Sans-serif font juga cocok untuk judul, karena
cukup menonjol dan mudah dibaca dari jauh. Keluarga sans-serif font yang paling
sering dipakai ialah Helvetica (yang dikenal sebagai Arial di Windows),
Trebuchet MS, Lucida Grande, dan Verdana. Semua font ini memiliki karakter yang
‘bersih’ dan mudah dibaca walau berukuran kecil.
Contoh:
Character Proportion
Character
Proportion adalah font yang memiliki lebar karakter sama, tidak peduli itu
huruf ‘w’ atau ‘i’ semuanya dicetak dalam lebar yang sama (seperti huruf di
mesin ketik manual). Hal ini membuat karakter lebih sulit untuk dibaca dalam
ukuran normal karena bentuk huruf-hurufnya yang kurang proporsional. Salah satu
anggota keluarga Character Proportion font ialah Courir New. Font tipe ini
kurang sesuai jika digunakan sebagai tipografi utama dalam web, akan tetapi
tipe harus digunakan dalam pemrograman atau penyajian kode-kode HTML karena
memiliki lebar huruf yang sama dan mudah dihitung spasinya.
Contoh:
Cursive dan Fantasy Font
Dua
keluarga font lain yang paling sering digunakan ialah Cursive dan Fantasy. Dua
keluarga font ini adalah font-font khusus yang tidak sesuai jika digunakan dalam
teks tubuh tetapi cukup tepat jika diterapkan dalam situasi tertentu seperti
untuk judul atau header misalnya.
Contoh:
Font
Cursive, seperti Comic Sans MS pada contoh di atas memang kelihatannya cukup
‘ramah’ dibaca, tetapi akan memunculkan kesan ‘kurang profesional’ sehingga
umumnya tidak disukai. Sedangkan font tipe Fantasy seperti Jokerman tampaknya
tidak berperan besar dalam web, tetapi dapat digunakan sebagai judul atau
bagian-bagian menonjol lainnya. Cursive dan Fantasy Font dianggap
terlalu-dekoratif jika terlalu banyak digunakan karena membuat teks tersebut
sulit dibaca.
Kesimpulannya,
desainer web biasanya akan cenderung menggunakan Verdanadalam desain webnya.
Karena Verdana-lah yang paling banyak digunakan di dalam desain web. Hal ini
karena tingkat keterbacaannya tinggi. Verdana akan tampak sempurna jika
disajikan dalam ukuran 11 piksel. Makin besar ukurannya, biasanya Verdana makin
susah dibaca. Verdana yang berukuran standar juga dinilai mampu memberikan
kesan profesional.
Helvetica/Arial
sebenarnya juga memiliki variasi font (bold, italic, dsb) yang cukup bagus.
Tetapi font ini jarang dipakai karena bentuknya tidak sebagus Verdana.
Trebuchet MS juga cukup baik, lebar dan spasinya mirip dengan Arial, dan akan
memunculkan karakter tersendiri karena font ini cukup jarang digunakan.
Sedangkan Times New Roman adalah font yang dirancang untuk desain cetak dan
sebaiknya tidak digunakan dalam desain web, kecuali jika dipasang dalam ukuran
besar. Courier New juga berguna untuk menampilkan potongan kode-kode pemograman
tetapi jangan gunakan font ini untuk body teks apalagi tipografi utama.
Sedangkan
yang perlu diketahui mengenai ukuran huruf:
- Makin besar ukuran font, maka font akan makin susah dibaca dan sulit dipahami karena akan membuat fokus/konsentrasi si pembaca buyar, akibatnya informasi pun menjadi tidak tersampaikan secara sempurna.
- Sedangkan Makin kecil ukuran font, akan membuat pembaca harus makin konsentrasi untuk membacanya, yang biasanya akan membuatnya menjadi malas membaca. Memang, sebagian besar orang Indonesia beranggapan bahwa font yang makin besar adalah makin ‘jelas’, tetapi berbagai penelitian psikologi komunikasi dan berbagai survey justru membuktikan bahwa ukuran yang efektif adalah ukuran font yang ‘pas’ (untuk paragraf/body text, untuk tipe sans-serif adalah 12-14px).
- Pemilihan ukuran font pun harus memperhatikan usia pembacanya.Hal ini karena anak-anak biasanya lebih tertarik pada ‘bentuk’ daripada ‘makna’ di balik tulisan tersebut. Berbeda dengan orang dewasa, yang lebih tertarik pada ‘makna’ dari pada ‘bentuk’ nya.
Sumber:
http://id.wikipedia.com
http://ahlidesain.com
http://hyuga-akira.com
0 comment:
Post a Comment
Let me know ur opinion here