Halo pembaca :)
Di Tulisan kali ini saya akan coba membahas tentang MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB terhadap pendidikan.
Sebelum membahas itu ada baiknya kita tahu dahulu apa itu tanggung jawab. Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia W. J. S. Poerwadarminta adalah “keadaan wajib menanggung segala sesuatunya” artinya jika ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab ini pula memiliki arti yang lebih jauh bila memakai imbuhan, contohnya ber-, bertanggung jawab dalam kamus tersebut diartikan dengan “suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya”. Dalam artian lain, tanggung jawab meminjam istilahnya Bung Hatta adalah integritas individual.
(Bagaimana Menanamkan Tanggung Jawab Pada Anak)
“Didiklah anak-anakmu, sebab mereka akan mengalami zaman yang berbeda dengan zaman kamu”
- (hadits) –
Mengapa Pendidikan Penting?
Pendidikan menjadi kata kunci di dalam pembentukan diri seseorang. Semenjak Fraire berikrar bahwa pendidikan adalah tak lain sebagai rangkaian dari proses Humanisasi, ketiadaanya merupakan hal yang mesti dihindari di dalam membentuk pola masyarakat yang dinamis dan bermental kuat disamping bermoral terpuji.
Bermula dari bentuk sederhana proses mendidik pada bangsa Yunani kuno, lambat laun ketika struktur masyarakat menjurus pada arah yang lebih kompleks, kehadiran pendidikan melalui wajah ‘institusi’ menjadi keniscayaan. Kehadiran institusi yang diharapkan mampu menggantikan posisi ayah dan ibu – membimbing, merawat dan mendidik anak – tak dapat dilepaskan dari pentingnya makna pendidikan itu sendiri. Penggantian posisi orang tua dalam mendidik anak, dimafhumi sebagai proses sosial yang memiliki dinamika untuk bergerak. Wujud sekolah sebagaimana yang kita kenal saat ini merupakan bentuk institusi yang dahulunya bernama scolae pada bangsa Yunani.
Akan tetapi, yang perlu menjadi perhatian disini, adalah proses perubahan peran tersebut di dalam cakupannya yang lebih luas. Di satu sisi, perubahan peran disebabkan oleh suatu proses sosial, orang tua yang lebih disibukkan oleh aktifitas di luar rumah dalam mencari nafkah keluarga dibanding dengan kesediaan waktunya untuk menemani anaknya, di sisi lain perubahan ini pula menjadi dasar bagi kita untuk menarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah segala-galanya. Dengan demikian kita melihat bagaimana bangsa Yunani mendudukan pendidikan dalam kaca mata yang luhur, artinya proses pendidikan sedapat mungkin harus dilakukan oleh orang tua semenjak dini kepada anak-anaknya.